Doc. Nilal
Semarang– Salah satu kisah inspiratif datang dari Wisudawan Terbaik Program Studi S2 PAI Periode Agustus 2025, Nilal Muna Fatmawati. Selain menjadi wisudawan terbaik di tingkat program studi, Nilal juga menjadi lulusan magister tercepat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dengan capaian IPK 3,88 dalam kurun waktu 1 tahun 4 bulan 11 hari, ia berhasil membuktikan bahwa tekad dan konsistensi mampu mengantarkan menjadi seorang magister.
Dalam tesisnya yang berjudul “Pembentukan Moral Digital Anak Usia Dini di RA Al Hidayah 3 dan RA Hj. Sri Musiyarti Semarang”, Nilal mengkaji pentingnya etika digital sejak usia dini. Temuannya menekankan pembelajaran sopan santun dalam penggunaan perangkat digital, mulai dari kesadaran privasi, keamanan digital, hingga komunikasi yang santun di ruang maya. Hasil penelitian tersebut bahkan sudah dikaji bersama dan akan diimplementasikan untuk menjadi branding pada lembaga pendidikan RA Al Hidayah UIN Walisongo Semarang melalui kerja sama yang terjalin.
“Anak-anak harus dibimbing agar memahami batas waktu, kesadaran privasi, dan bisa berkomunikasi dengan santun dalam dunia digital. Hal itu menjadi bekal penting pendidikan di era sekarang,” ungkap Nilal.
Perjalanan akademiknya tidak selalu mulus. Saat memasuki semester satu, ia sempat hampir menyerah karena menghadapi dinamika kehidupan setelah berumah tangga. Kemudian ditambah dengan kondisi ayahnya yang sakit selama tujuh tahun. Puncak ujian itu terjadi ketika sang ayah meninggal di akhir semester dua. Namun, kesedihan itu justru menjadi pemicu bagi Nilal untuk segera meraih gelar magister pada semester tiga.
Doc. Nilal
Selama menempuh studi, Nilal aktif dalam dunia kepenulisan. Ia berhasil menerbitkan empat artikel pada jurnal nasional terindeks Sinta 2 dan 3, serta mendampingi mahasiswa S1 hingga menghasilkan dua publikasi ilmiah. Meski sibuk kuliah, ia juga mengabdikan diri mengajar di madrasah diniyah pada sore harinya.
Ketika ditanya tentang motivasi dan inspirasinya, Nilal menyebut sosok para profesor UIN Walisongo yang berkompeten dalam bidangnya. Selain itu, Nilal juga termotivasi dari Dosen Pembimbing, Dr. Sofa Muthohar, M.Ag agar lulus tepat waktu. Nilal berpandangan bahwa menjadi dosen harus belajar sepanjang hayat dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Usai meraih gelar magister, Nilal menegaskan ingin membangun keluarga kecil bersama suami sekaligus terus meniti karier akademik. Pesannya bagi mahasiswa lain sederhana namun sarat makna:
“Jangan pernah menyerah, meskipun banyak hal berat di sekitar kita. Tetap fokus pada tujuan. Tidak harus selesai hari ini, tapi mulailah hari ini. Pegang kendali untuk hidupmu sendiri,” pungkasnya.
Penulis: Nurul Laely Mahmudah